Kamis, 24 Agustus 2017

Pola Otak Memegang Kunci Risiko Kardiovaskular Terkait Stres

Pola Otak Memegang Kunci Risiko Kardiovaskular Terkait Stres

Pola Otak Memegang Kunci Risiko Kardiovaskular Terkait Stres
Pola Otak Memegang Kunci Risiko Kardiovaskular Terkait Stres

PISANGCOKLAT - Pola Otak Memegang Kunci Risiko Kardiovaskular Terkait Stres Hubungan antara stres, kesehatan kardiovaskular, dan otak sangat kompleks. Sebuah studi baru menggunakan pencitraan otak dan pembelajaran komputer untuk mengungkap individu mana yang paling berisiko terkena penyakit kardiovaskular terkait stres.
Tekanan psikologis, seperti kita semua sadar, mempengaruhi keadaan fisiologis kita. Dalam situasi yang penuh tekanan, tubuh kita mengasumsikan bahwa kita berada dalam bahaya, dan denyut jantung dan tekanan darah meningkat dalam kesiapan menghadapi masalah, siap bertempur.

Meskipun reaksi ini dirancang untuk membantu kelangsungan hidup kita di alam liar, jika respons sering dipicu, hal itu dapat membahayakan kesehatan kardiovaskular. Namun, tidak semua orang merespons dengan cara yang sama, dan orang merespons tekanan psikologis pada tingkat yang berbeda-beda. Beberapa individu lebih cenderung menunjukkan tekanan tajam pada lonjakan tekanan pada tantangan psikologis daripada yang lainnya.

Respons berlebihan ini menempatkan individu pada peningkatan risiko tekanan darah tinggi, atau hipertensi, aterosklerosis, dan kematian penyakit kardiovaskular.

Karena subseksi populasi ini memiliki peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, menangkap mengapa mereka merespons secara berlebihan dapat membantu sains untuk memahami mekanisme secara lebih rinci, dan di masa depan, membantu untuk menguranginya.

Stres dan otak
Reaksi kardiovaskular terhadap stres dihasilkan dan diatur oleh daerah otak yang secara kolektif disebut "area otak untuk kontrol viseral." Mereka termasuk kelompok sel 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Kontributor